Satu minggu yang lalu, seorang wanita melakukan appointment untuk menjalani sesi hipnoterapi. Beliau mengenal saya dari seorang teman saya, seorang hipnoterapis yang tinggal di Kalimantan Timur.
Dari intake form yang dikirimkan kembali, saya dapat merasakan emosi-emosi yang sangat intens yang mempengaruhi hidup dan kehidupan si Ibu paruh baya ini.
Saya tahu apa yang akan saya lakukan untuk membantu si Ibu ini keluar dari permasalahan yang dihadapinya. Dari segi hipnoterapi tidak ada hal yang sulit untuk menetralisir emosi-emosi negatif pada diri Klien.
Bagi seorang hipnoterapis mengetahui niat Klien untuk sembuh sangatlah penting. Jauh akan lebih mudah menangani Klien yang mempunyai niat kuat untuk ‘sembuh’ daripada Klien yang mencoba untuk mengetahui apakah dengan hipnoterapi dia dapat sembuh. Hal ini berhubungan erat dengan apa yang dinamakan ‘trust’.
Si Ibu datang dari tempat yang sangat jauh dari tempat tinggal saya. Ada rasa kasihan ketika membayangkan si Ibu yang harus menempuh perjalanan panjang menuju tempat kediaman saya. Tapi bagi kami, hipnoterapis, niat untuk “sembuh” sangatlah penting. Bila si Ibu jadi datang, maka separuh dari pekerjaan kami sudah dijalani oleh si Ibu. Separuh sisanya kami yang bereskan. Namun sejatinya, si Ibu sendirilah yang menyelesaikan permasalahannya, kami hanya menunjukkan cara bagi si Ibu untuk dapat menemukan akar masalahnya dan menyelesaikannya dengan mudah.
Menjelang waktu yang telah dijanjikan, si Ibu tak kunjung tiba. Saya mulai menghitung waktu terapi, permasalahannya saya sudah menjadualkan sesi terapi dengan seorang Klien lainnya. Semuanya bakal ‘molor’. Si Ibu dengan intens mengirimkan sms supaya saya menunggu sambil memberitahukan lokasinya yang semakin dekat dengan rumah saya.
Satu jam empat puluh lima menit sudah terlewati, sedangkan si Ibu sudah dekat dengan tempat tinggal saya. Melihat niat dan perjuangan si Ibu, saya akhirnya menelpon Klien selanjutnya dan meminta kesediaan Beliau untuk mundur satu jam dari waktu yang sudah kami sepakati. Beruntung Klien berikutnya setuju.
Dan dalam waktu tidak lama, saya melihat dua sepeda motor tiba di depan rumah saya. Si Ibu naik gojek dan sepeda motor yang lainnya, berisi satu orang lain dengan anak si Ibu.
Ada rasa lega. Saya melihat niat seorang wanita yang sangat kuat untuk terbebas dari permasalahannya dan saya sangat menghargai apa yang sudah dilakukannya.
Benar saja, saya dapat dengan mudah mengakses PBS si Ibu dan membimbingnya untuk menyelesaikan emosi-emosi yang selama ini selalu mengganggu kehidupannya. Si Ibu pulang dengan perasaan nyaman, plong. Saya sebagai terapis bersyukur dapat membantu si Ibu.
Beberapa hari kemudian saya melakukan evaluasi hasil terapi dan saya menghubungi si Ibu. Ini jawaban si Ibu melalui pesan singkatnya, “sore pa alhamdulillah setiap bangun tidur saya merasa lebih tenang lebih damai”.
Ada rasa bahagia melihat si Ibu mengalami perubahan positif.
Saya memperoleh pembelajaran dari kasus tersebut, yaitu suatu niat yang kuat, bila dijalankan akan membawa hasil yang baik.
Sesungguhnya, niat untuk mengalami perubahan, yang disertai upaya yang sungguh-sungguh itulah yang membuat perubahan positif pada si Ibu. Seorang hipnoterapis hanyalah menunjukkan caranya saja.
Bagaimana menurut Anda?