Beberapa waktu yang lalu saya melakukan terapi pada seorang Ibu muda, berusia 24 tahun dengan bayinya yang masih berumur 4 bulan. Sebut saja namanya Icha.
Icha yang dulunya saya kenal sebagai gadis yang periang, akhir-akhir ini di wajahnya tampak ada kesedihan yang mendalam. Setelah berbicara beberapa saat, Icha akhirnya meminta kepada saya untuk dilakukan hipnoterapi terkait dengan permasalahan yang dialaminya, yaitu sudah setahun lebih tidak “disentuh” oleh suami.
Secara lahiriah Icha adalah Ibu muda yang cantik dan cukup sempurna. Saya tanyakan apakah Icha tahu apa alasan si suami “tidak menyentuh” nya? Icha tidak tahu persisnya.
Untuk memulai suatu hubungan suami istri, nalurinya sebagai wanita tidak mengijinkannya untuk “meminta nafkah batiniah” terlebih dahulu kepada suami, namun dalam beberapa kesempatan, Icha mencoba untuk menawarkan hubungan suami istri ke suaminya.
Selalu saja ada alasan. Semasa hamil, suami beralasan bahwa dia takut melakukan hubungan suami istri, karena ada bayi di dalam rahim Icha, takut mengganggu bayi yang ada dalam kandungan Icha. Setelah melahirkan pun, si suami mempunyai kebiasaan baru, seringkali pulang kerja larut malam, tidak jarang melebihi pukul 23.00 WIB. Alasannya kerjaan banyak, lelah dan perlu istirahat.
Emosi-emosi yang muncul pada diri Icha adalah marah, benci dan tersinggung terhadap sikap “cuek” suami, dendam, sakit hati, frustasi karena menyimpan sendiri permasalahan ini, takut, cemas, kesepian, sedih, merasa tidak mampu, merasa ditolak, merasa tidak berharga, merasa tidak diinginkan oleh suami dan menyesal menikah.
Hal-hal di atas membuat Icha bersedih, tapi sebagai istri dia menunggu dan menunggu … tidak tahu kapan kehambaran rumah tangganya akan berakhir.
Dengan teknik khusus di bidang hipnoterapi, saya membawa Icha pada akar masalah, memberikan edukasi pada Pikiran Bawah Sadar (PBS) Icha dan melakukan beberapa teknik visualisasi serta pengondisian hubungan suami istri dalam sebuah rumah tangga yang bahagia. Beberapa kali saya konfirmasi dan sepertinya Icha bisa menerima dan menunggu suaminya berubah kembali seperti semula, tidak lagi menyia-nyiakan istrinya.
Pasca sesi terapi, Klien merasa nyaman dan lega.
Saya menyadari ini merupakan unresolved present issue. Jadi akan lebih baik lagi bila klien memotivasi suaminya untuk dilakukan terapi juga. Namun tampaknya akan susah terwujud. Icha merasa sulit untuk membawa suaminya guna menjalani hipnoterapi.
Beberapa hari setelah terapi saya dapat kabar bahwa malam hari setelah terapi untuk pertama kalinya suami menyentuhnya lagi. Dalam beberapa minggu ini, setiap minggu Klien tersebut sudah melakukan hubungan suami istri 2 kali per minggunya. “Sudah pulih”, kata Klien saya. Yang diterapi istri mengapa suami juga merasakan hal yang sama? Semua yang terjadi di PBS Icha, sama persis dengan apa yang dilakukan oleh suami Icha. Rupanya hal tersebut dikarenakan perubahan dalam PBS Icha yang telah saya lakukan telah mempengaruhi dan mengubah PBS suami Icha.
Hal tersebut menarik perhatian saya, sampai saya temukan jawabannya di laman facebooknya Yohanes Surya (OFFICIAL) yang diposting pada tanggal 15 November 2015 pukul 6:59am yang mungkin bisa memberikan penjelasan yang lebih lugas, sebagai berikut :
Kembar, Rindu, Selingkuh dan Entanglement
Ada report penelitian menarik fisika kuantum bulan lalu. Peneliti Delft Univ memisahkan dua elektron P dan Q yang entangle/ terkoneksi/ terkorelasi pada jarak 1,3 km. Nah, ketika elektron P diubah sifatnya, SEKETIKA itu juga (lebih cepat dari kec. cahaya) elektron Q berubah sifat. Ini aneh. Kok bisa? Siapa yang ubah Q? Gimana Q bisa berubah seketika? Kok bisa informasi disampaikan dari P ke Q lebih cepat dari cahaya? Siapa kurirnya? Hantu? Ini yang membuat Einstein tidak mau percaya pada fisika kuantum. Einstein bilang ini spooky action at a distance. Namun percobaan ilmuwan belanda ini membuktikan Einstein keliru.
Partikel-partikel yang entangle/ terkorelasi menjadi dasar pembuatan komputer kuantum (komputer masa depan) dan dasar teleportasi benda (memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain SEKETIKA). Riset terbaru, orang sudah bisa membuat 3000 partikel entangle/terkorelasi. Ketika sifat satu partikel diubah maka 2999 partikel lain secara serentak SEKETIKA berubah sifatnya.
- Peristiwa entanglement/ keterkorelasian tidak hanya dalam dunia atom tetapi juga ada dalam dunia makro (dunia sehari-hari) :
- Dua anak kembar, ketika yang satu merasa sakit, SEKETIKA itu juga kembarannya merasa sakit, walau terpisah kota.
- Dua pemuda/i yang ”entangle” (jatuh cinta) satu sama lain, ketika seorang merasa rindu SEKETIKA itu juga pasangannya merasa rindu, walau terpisah provinsi.
- Suami istri yang “entangle”, ketika ia berbuat tidak baik (selingkuh dsb), pasangannya SEKETIKA bisa merasakan walau terpisah negara.
- Karena dunia makro dipengaruhi oleh dunia atom, saya pikir ada keterkaitan erat antara entanglement dunia atom dengan dunia makro. Misalnya: Ketika A dan B saling jatuh cinta, maka atom-atom sel syaraf A akan terkorelasi (entangle) dengan atom-atom sel syaraf B. Atom-atom ini akan berkomunikasi satu sama lain. Ketika A rindu, B akan menerima informasi ini SEKETIKA lewat komunikasi antar atom sel syaraf. Informasi yang diterima B akan merangsang keluarnya hormon-hormon yang menimbulkan rasa rindu pada si B. Sehingga si B SEKETIKA itu juga merasakan perasaan rindu.
Hal yang sama terjadi pada orang selingkuh. Menarik bukan? Riset entanglement ini akan jadi salah satu riset paling menarik di dunia neuroscience + fisika.
Yohanes Surya (OFFICIAL)’s photo.