Memang kasus pembakaran kendaraan bermotor ini bisa merupakan teror dengan motif tertentu. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri mendefinisikan ‘teror’ sebgai usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan.
Namun ada satu kelainan mental yang perlu dicermati, ‘teror’ pembakaran itu dapat dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang menderita gangguan jiwa, yang dikenal sebagai piromania.
Seseorang dengan gangguan mental piromania menderita gangguan pengendalian diri yang ditandai dengan munculnya dorongan yang sangat kuat untuk menyulut api guna meredakan ketegangan dan memperoleh perasaan lega serta puas setelah melakukannya. Berbeda dengan seseorang yang melakukan teror dengan sengaja dan memiliki motif tertentu, penderita gangguan mental piromania tidak meniliki motif kepentingan pribadi, keuangan, politik atau balas dendam. Penderita piromania lebih tertarik pada euforia dan sensasi saat menyaksikan suatu obyek terbakar hangus oleh api. Biasanya penderita gangguan piromania ini juga tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian api oleh pemadam kebakaran.
PENYEBAB PIROMANIA
Penyebab piromania hingga ini belum diketahui secara pasti. Namun, sejumlah penelitian menyimpulkan kemungkinan besar piromania disebabkan oleh dua faktor, yaitu dari sisi psikologis orang dengan kondisi ini dan lingkungannya. Berikut penjelasannya:
Faktor psikologis
Seorang yang mengidap piromania biasanya memiliki sikap senang menyendiri. Kemudian, suka mencari sensasi dan ingin mendapat perhatian lebih. Dengan aksi pembakaran, mereka bisa melihat bagaimana reaksi dari orang-orang sekitar. Mereka juga tidak peduli terhadap keselamatan dan kurangnya pengetahuan tentang bahaya kebakaran. Selain itu, adanya bentuk pemberontakan juga termasuk ke dalam penyebab piromania.
Faktor lingkungan
Tumbuh dengan orangtua yang melakukan kekerasan, dapat membuat seseorang menjadi tertekan. Begitu pula dengan kurangnya pengawasan orangtua terhadap lingkungan yang rentan penggunaan minuman keras, obat-obatan, dan pernah menjadi korban kekerasan juga bisa dijadikan pemicu terjadinya piromania.
MENGENAL GEJALA-GEJALANYA
Bagi orang dengan gangguan piromania, gejala awal yang muncul memang terlihat sepele. Namun, bila tidak segera ditangani akan sengat membahayakan. Berikut rangkaian gejalanya.
- Sering main api dengan sengaja, lebih dari satu kali.
- Menjadi sangat tegang atau sangat bersemangat sebelum menyalakan api.
- Tertarik oleh api dan benda atau situasi yang berhubungan dengan api.
- Merasa senang atau lega saat membakar atau menyaksikan kebakaran.
- Tidak peduli dengan hilangnya harta benda, luka-luka, atau bahkan kematian akibat kebakaran
Penderita piromania ini perlu disembuhkan karena merupakan tindakan kriminal yang dapat membahayakan orang lain dan menimbulkan kerusakan dan kerugian bagi orang lain.
TERAPI
Penderita piromania dapat diterapi dengan beberapa cara :
- Cognitive Behavioral Therapy (Terapi Perilaku Kognitif).Terapi ini dilakukan oleh Psikolog dengan mengubah pandangan terhadap diri sendiri, orang lain, dunia dan masa depannya, di mana penderita diajarkan cara untuk pengendalian diri, pengambilan tindakan dan risiko tindakan.
- Hipnoterapi klinis. Dengan menjalani proses hipnoterapi, terhadap klien dengan piromania dapat dilakukan pelepasan (menetralisir) emosi negatif yang muncul pertama kali (yang terkait dengan penyebab) terjadinya piromania dalam kehidupan klien dengan melakukan edukasi dan perubahan perilaku di kedalaman hipnosis.
Terlepas dari apakah pelaku mengalami piromania atau melakukan teror dengan tujuan tertentu, perlu dilakuakan penangkapan karena apa yang dilakukannya dapat membahayakan orang lain dan menimbulkan kerusakan dan kerugian.
Baca juga :
https://goo.gl/DG6PKG