PSIKOSOMATIK, APAKAH ITU?

Istilah psikosomatik sendiri dikembangkan oleh Helen Flanders Dunbar pada sekitar tahun 1930-an, yang antara tahun 1930 sampai tahun 1940-an mempublikasikan sejumlah tulisan-tulisan ilmiah. Buku-bukunya mengawali serangkaian perkembangan yang intensif dalam bidang penelitian psikosomatik

Psychosomatic (psikosomatik) berasal dari kata psyche (mind, pikiran) dan soma (body, tubuh jasmaniah). Gangguan psikosomatik adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh. Beberapa penyakit fisik dianggap sangat rentan memburuk dikarenakan faktor mental, seperti stres dan kecemasan. Kondisi mental seseorang saat ini dapat mempengaruhi seberapa buruk penyakit fisik yang dialami orang tersebut pada suatu waktu tertentu.

PENYAKIT APA SAJA YANG TERMASUK PSIKOSOMATIK?
Sebagian besar penyakit psikosomatik – melibatkan pikiran dan tubuh.

  • Pada setiap penyakit fisik terdapat aspek mental. Cara seseorang bereaksi dalam mengatasi suatu penyakit sangatlah bervariasi. Sebagai contoh : ruam psoriasis mungkin pada sebagian orang tidaklah dianggap sebagai gangguan, namun ruam psoriasis pada beberapa bagian tubuh orang lainnya dapat membuat orang tersebut merasakan depresi dan merasa bahwa dia menderita sakit.
  • Penyakit fisik dapat mempengaruhi mental seseorang. Misalnya, dengan beberapa penyakit fisik yang Anda derita maka nafsu makan Anda dapat memburuk, atau membuat Anda tidak dapat mengurus diri sendiri dengan sangat baik.

Istilah gangguan psikosomatik terutama digunakan untuk menyebut “penyakit fisik yang diduga disebabkan, atau diperparah oleh faktor mental”.

Beberapa penyakit fisik dianggap sangat rentan diperburuk oleh faktor mental seperti stres dan kecemasan. Misalnya, psoriasis, eksim, tukak lambung, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Diperkirakan bahwa tanda fisik dari penyakit yang sebenarnya (ruam, tingginya tekanan darah, dan lain-lain) dapat dipengaruhi oleh faktor mental. Hal ini sulit untuk dibuktikan. Namun, banyak orang dengan penyakit tersebut maupun penyakit fisik lainnya mengatakan bahwa kondisi mental mereka pada saat itu dapat mempengaruhi seberapa buruk penyakit fisik yang mereka alami pada suatu waktu tertentu.

Beberapa orang juga menggunakan istilah gangguan psikosomatik ketika faktor mental menyebabkan gejala fisik, di mana tidak ditemukan adanya penyakit fisik. Misalnya, nyeri dada dapat disebabkan oleh stres dan tidak ada penyakit fisik yang dapat ditemukan. Gejala fisik yang disebabkan oleh faktor mental yang disebut gangguan somatisasi / somatoform.

Bagaimana Pikiran Mempengaruhi Penyakit Fisik?
Diketahui bahwa pikiran dapat menyebabkan gejala fisik. Sebagai contoh, ketika kita takut atau cemas kita dapat merasakan:
• Denyut jantung menjadi cepat
• Jantung berdebar (palpitasi)
• Merasa mual
• Gemetar (tremor)
• Berkeringat
• Mulut kering
• Sakit dada
• Sakit kepala
• Kram di perut
• Nafas cepat

Gejala fisik ini disebabkan meningkatnya aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh dan pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah ketika kita cemas.

Namun, bagaimana sesungguhnya pikiran dapat menyebabkan gejala tertentu pada tubuh fisik belum diketahui dengan pasti. Juga, bagaimana pikiran dapat mempengaruhi penyakit fisik yang sebenarnya (ruam, tekanan darah, dll) tidak jelas. Ini mungkin ada hubungannya dengan impuls saraf tubuh, yang tidak sepenuhnya dipahami. Ada juga beberapa bukti bahwa otak mungkin dapat mempengaruhi sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh, yang terlibat dalam berbagai penyakit fisik.

Bagaimana Mengobati Gangguan Psikosomatik?
Setiap penyakit memiliki pilihan pengobatan sendiri. Untuk penyakit fisik, perawatan fisik seperti obat-obatan atau operasi biasanya yang paling penting. Namun, pengobatan seringkali haruslah dilakukan secara keseluruhan (holistik) dengan memperhitungkan faktor-faktor mental dan sosial yang mungkin berkontribusi terhadap penyakit. Oleh karena itu, pengobatan untuk mengurangi stres, kecemasan, depresi, dan lain-lain, dapat membantu jika mereka dianggap berkontribusi terhadap penyakit fisik Anda.

Dewasa ini terapi dengan menggunakan metode hipnosis sudah mulai dapat diterima di beberapa kalangan medis. hipnosis dan hipnoterapi dari hari ke hari kian banyak “penggemarnya”. Bahkan, tak hanya orang dewasa yang menjalani terapi tersebut untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit, tetapi juga anak-anak yang mempunyai kesulitan belajar di sekolahnya. Hipnoterapi memang merupakan salah satu cara yang sangat mudah, cepat, efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran bawah sadar, melakukan reedukasi, dan menyembuhkan pikiran yang sakit.

Beberapa waktu yang lalu, saya melakukan hipnoterapi terhadap seorang Ibu berumur 60 tahun, yang menderita sakit kepala, nyeri punggung dan insomnia (gangguan kesulitan tidur) yang sudah diderita oleh si Ibu tersebut lebih dari 10 tahun terakhir. Si Ibu sudah berkali-kali menemui dokter spesialis, melakukan MRI, namun tidak ditemukan adanya suatu kelainan di tubuh fisiknya. Setelah saya berhasil membawa si Ibu untuk masuk ke kondisi kedalaman tertentu yang memungkinkan untuk dapat dilakukan hipnoterapi dengan efektivitas yang maksimal, saya menemukan alasan mengapa si Ibu menderita sakit kepala, nyeri punggung dan insomnia. Ternyata ada emosi-emosi yang merupakan manifestasi dari faktor-faktor psikis yang ada di pikiran bawah sadar si Ibu tersebut, yang muncul dalam bentuk simptom-simptom seperti sakit kepala, nyeri punggung dan kesulitan untuk tidur.

Dengan teknik-teknik khusus ilmu hipnoterapi, saya melakukan upaya untuk menetralisirkan emosi-emosi tersebut di tahapan paling awal. Alhasil, ketika si Ibu saya bawa kembali keluar dari kondisi hipnosis, keluhan sakit kepala, dan nyeri punggung tidak beliau rasakan lagi. Mengenai insomnianya, Klien saya tersebut sudah bisa tidur dengan nyenyak. Klien juga sudah bisa memberikan maaf kepada orang-orang yang telah “melukai” pikiran bawah sadarnya dan berdamai dengan dirinya sendiri.

Hal-hal serupa banyak sekali saya jumpai di ruang praktik saya. Masalah-masalah kecil, bisa menjadi beban pikiran bagi Klien-klien saya dan bermanifestasi ke tubuh fisik, yang tidak diduga sebelumnya oleh yang bersangkutan.

Bilamana Anda mengalami hal serupa, Anda bisa melakukan teknik relaksasi. Dengan teknik sederhana tersebut maka hormon-hormon stres Anda (adrenalin, noradrenalin/ norepinefrin dan kortisol) tidak akan melakukan produksi yang berlebih dan hormon melantonin dapat berproduksi dengan baik sehingga Anda dapat merasakan kondisi fisik tubuh dan mental Anda menjadi relaks, tenang dan nyaman. Jangan lupa untuk menyelesaikan masalah Anda dengan orang-orang yang telah “menyakiti pikiran bawah sadar Anda”.

Liman Harijono

About Liman Harijono

Medical Doctor, Certified Hypnotherapist & Certified Trainer Member of Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, Master in Hospital Administration, Master in Law.