Seorang anak muda duduk dengan tatapan kosong di tepi telaga. Dia sedang galau dan tidak bahagia.
“Sedang apa kau di sini, anak muda?” tanya seorang kakek yang tinggal di sekitar telaga itu.
Anak muda itu menoleh sambil berkata. ”Aku lelah, Pak Tua. Aku sudah berusaha mencari kebahagiaan, tapi tak kunjung kudapatkan, ” keluh si anak muda dengan wajah muram.
“Di depan sana ada sebuah taman. Coba ke sana dan tangkaplah seekor kupu-kupu. Setelah itu akan kujawab pertanyaanmu,” kata si kakek.
Meski ragu, anak muda itu pergi juga ke arah yang ditunjuk.
Setibanya di sana, anak muda itu takjub melihat taman yang indah dan kupu-kupu yang beterbangan.
Anak muda itu mengendap-endap, menuju sasarannya. Hap..! Sasaran itu luput. Dikejarnya kupu-kupu ke arah lain. Hap..! Lagi-lagi gagal. Dia berlari tak beraturan, menerjang rumput, tanaman bunga, semak. Tapi, tak satu pun kupu-kupu berhasil ditangkapnya.
Si kakek berkata, ”Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Sibuk berlari ke sana kemari, menabrak, tak tentu arah, bahkan menerobos tanpa peduli apa yang kamu rusak?”
Nak, mencari kebahagiaan layaknya menangkap kupu-kupu. Tidak perlu kau tangkap fisiknya, biarkan kecantikannya memenuhi alam semesta ini. Tangkaplah keindahan warna dan geraknya di pikiranmu dan simpan baik-baik di dalam hatimu.
Kebahagiaan bukanlah benda yang dapat digenggam dan disimpan. Ia tidak kemana-mana, tapi ada di mana-mana.
Peliharalah baik-baik, munculkan setiap saat dengan rasa syukur maka tanpa kau sadari kebahagiaan itu akan sering datang dengan sendirinya.”
Kakek itu mengangkat tangannya. Tak lama, seekor kupu-kupu hinggap di ujung jari dan mengepakkan sayapnya, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.
Kebahagiaan sesungguhnya tidak jauh dari kita. Dia ada di setiap hati yang selalu bersyukur. Tidak perlu mencari, biarkan dia “datang” sendiri.
Selamat menutup tahun 2015. Selamat datang 2016, semoga kebahagiaan bersama kita semua….!!!